Analisa 3 Pakar Hukum Sebut SMS Hary Tanoe Bukan Ancaman



MUSIMDOMINO.INFO - Pesan singkat atau SMS yang dikirimkan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (Hary Tanoe) kepada Jaksa Yulianto dianggap bukan sebuah ancaman. Dirangkum Okezone pada Minggu (9/7/2017), sedikitnya tiga pakar hukum yang menilai seperti itu.

SITUS RESMI JUDI ONLINE 


Pertama, Pakar Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mustolih Siradj menganalisa bahwa pesan singkat atau SMS yang dikirim Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo kepada Jaksa Yulianto merupakan sesuatu yang bersifat ajakan.

"Ini lebih kental sebagai ekspresi ajakan, membersihkan institusi penegak hukum dari oknum yang merongrong proses penegakan hukum yang selama ini merugikan masyarakat yang mencari keadilan," ujarnya beberapa waktu lalu.

SITUS POKER UANG ASLI


Kedua, Pakar Hukum Pidana Nicholay Aprilindo juga menilai SMS Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo kepada Jaksa Yulianto tak memenuhi unsur ancaman atau unsur menakut-nakuti.

"Memang tidak memenuhi unsur ancaman dalam SMS itu. Tidak ada kalimat ancaman. Kalau kita waras dan sehat pasti melihat tidak ada ancaman dalam SMS itu," kata Nicholay.

SITUS DOMINO UANG ASLI


Ketiga, Pakar Hukum Universitas Al-Azhar Indonesia Suparji Ahmad juga menilai SMS yang dikirim Hary Tanoesoedibjo kepada jaksa Yulianto pada 2016 silam bukanlah ancaman, melainkan peringatan yang tidak patut dipidanakan.

"Kalau ditafsirkan sebuah peringatan, sebuah warning tidak bisa itu dikatakan ancaman, secara umum menurut saya itu tidak terlalu mengarah ke ancaman," kata Suparji.


POKER ONLINE UANG ASLI


SMS Hary Tanoe sendiri berbunyi: “Mas Yulianto, kita buktikan siapa yang salah dan siapa yang benar. Siapa yang profesional dan siapa yang preman. Anda harus ingat kekuasaan itu tidak akan langgeng.

DOMINO ONLINE UANG ASLI


Saya masuk ke politik antara lain salah satu penyebabnya mau memberantas oknum-oknum penegak hukum yang semena-mena, yang transaksional, yang suka abuse of power. Catat kata-kata saya di sini, saya pasti jadi pimpinan negeri ini. Di situlah saatnya Indonesia dibersihkan.”

Comments